Struktur Kontrol IF

Written By width on Senin, 23 April 2012 | 23.58

Pada contoh-contoh script yang sudah saya berikan dalam bab-bab sebelumnya hanya
terdiri dari satu aliran program saja, yaitu top – down. Artinya top – down apa? Artinya
setiap perintah yang ada dijalankan satu-persatu mulai dari atas sampai dengan paling
bawah, dan selesai. Kita ambil contoh script PHP berikut ini yang digunakan untuk
menampilkan luas sebuah persegi panjang dengan panjang 10 satuan luas dan lebar 15
satuan luas.
$panjang = 10;
$lebar = 15;
$luas = $panjang * $lebar;
echo "Luas persegi panjang = " . $luas . " satuan luas";
?>
Script di atas menggunakan sebuah aliran saja. Pertama jalankan perintah paling atas
($panjang = 10;), lalu jalankan perintah kedua ($lebar = 15), kemudian jalankan perintah
untuk menghitung luas, dan terakhir tampilkan luasnya, selesai.
Namun… tidak semua script/program hanya terdiri dari sebuah aliran saja yang
sederhana seperti di atas. Terkadang atau bahkan sering nantinya kita membuat script
yang di dalamnya terdapat perintah yang harus diulang-ulang sampai berapa kali,
terkadang juga ada perintah yang hanya dijalankan pada kondisi atau berdasarkan
syarat tertentu saja. Hal ini kita bisa atur dengan menggunakan statement kontrol.
Dalam dunia pemrograman umumnya, terdapat 2 jenis statement kontrol yaitu:
statement kontrol kondisional (bersyarat) dan statement kontrol perulangan (looping).
Statement kontrol kondisional adalah statement kontrol yang digunakan untuk
mengatur kapan suatu perintah akan dijalankan. Dengan statement ini kita bisa
mengatur kapan suatu perintah akan dijalankan, yaitu ketika telah dipenuhinya suatu
syarat tertentu.
Sedangkan statement kontrol perulangan digunakan untuk mengatur perintah yang
dijalankan secara berulang-ulang.
Dalam PHP, terdapat dua buah statement kontrol yang termasuk statement kontrol
kondisional, yaitu IF dan CASE OF. Sedangkan yang termasuk statement kontrol
perulangan adalah: FOR, WHILE, DO WHILE dan FOREACH.
Untuk mempermudah pembahasan masing-masing statement kontrol tersebut, akan
dibahas secara bab per bab saja. Nah… pada bab 7 ini pembahasan hanya difokuskan
pada statement kontrol IF. … are u ready to learn?
Apa yang Anda pahami bila menjumpai pernyataan di bawah ini?
Jika sore ini hujan, maka saya akan menghabiskan waktu di rumah.
Pernyataan di atas mengandung sebab akibat. Bila Anda lihat, keterangan ‘sore ini
hujan’ adalah merupakan suatu syarat. Apa akibatnya bila syarat tersebut terpenuhi?
Ya… ‘saya akan menghabiskan waktu di rumah’. Dengan demikian, ‘saya akan
menghabiskan waktu di rumah’ ini hanya akan dilakukan apabila syaratnya terpenuhi
atau ‘sore ini hujan’.
Dalam dunia logika, istilah ‘terpenuhinya suatu syarat’ dapat dikatakan sebagai ‘syarat
tersebut bernilai BENAR atau TRUE’.
Nah… bentuk pernyataan ‘jika… maka…’ pada contoh di atas dapat diadopsi dalam
programming. Untuk menyatakan pernyataan tersebut dalam programming, khususnya
PHP, kita bisa menggunakan statement kontrol IF
Adapun sintaks atau aturan penulisan IF nya adalah sebagai berikut:
if (syarat)
{
statement;
}
Catatan: Kata ‘if’ harus ditulis dalam huruf kecil semua.
Dalam sintaks di atas, bagian ‘statement’ akan dijalankan atau dilakukan jika ‘syarat’
terpenuhi atau ‘syarat’ bernilai benar/true. Trus… bagaimana bila ‘syarat’ tidak
terpenuhi? Ya…bagian ‘statement’ tidak akan dijalankan atau dalam hal ini tidak
melakukan apa-apa. Dengan demikian, nilai ‘syarat’ haruslah hanya ada dua
kemungkinan, yaitu BENAR atau SALAH itu saja.

0 komentar:

Posting Komentar